Tahukah kau, sebetulnya aku
adalah tipe orang yang percaya tentang sebuah ‘Kebetulan’ di dunia ini.
Termasuk pertemuan kita. Maksudku , pertemuanku denganmu.
Sudah lama aku mengamatimu
diam-diam,dari kejahuan, di satu tempat yang tak dapat kau jangkau. Sudah lama
aku memperhatikan caramu bicara, caramu tertawa, caramu menatap dan
mengangguk-anggukan kepala ketika bicara dengan orang lain, caramu menulisakan
kata-kata dalam status facebook dan SMS. Semua cara yang kau gunakan
untuk menampilakan dirimu.
Sejak saat itu, aku merasa
dekat.
Tahukah kau, kala itu aku adalah
manusia bodoh yang membututimu dari belakang. Tapi, setelah waktu berbaik hati
mempertemukan kita, aku baru mengetahui hal lainya tentang dirimu. Kau yang
nyata dan berdimensi ternyata sebaik
yang kuduga , sikapmu semanis yang kukira,wajahmu setenang yang kubayangkan.
Aku tak tahu apa itu juga kebetulan.
Aku tak peduli. Yang aku
pedulikan sekarang adalah,betapa menyenagkannya hidup karena bisa dalam jarak
yang begitu dekat denganmu.
Tahukah kau, saat akhirnya kita
berteman,diam-diam aku selalu mengharapkan adanya pertemuan demi pertemuan. Aku
berharap akan ada hari yang sama , waktu yang sama , kesempatan yang sama, dan
orang yang sama. Yaitu aku dan kau.